Dukun oleh masyarakat kita lebih dikenal sebagai orang pintar. Lho, kho di bilang orang pintar? Berarti satu level dong sama professor atau ulama. Jelas bukan, dukun itu pintarnya dalam hal lain, khususnya dalam ilmu klenik. Meski dikatakan ‘sakti’ sebenarnya dukun itu manusia biasa dan biasa – biasa saja. Tidak ada sesuatu yang istimewa padanya.
Dipercaya oleh banyak kalangan
Mau meramal nasib,pergi ke dukun. Kehilangan barang, juga pergi ke dukun. Sampai menderita sakit pun, pergi ke dukun. Sebegitu populernya eksistensi dukun di Indonesia, sehingga sedikit – sedikit pergi ke dukun. Padahal jawaban dan petunjuk yang diberikan dukun sangat tidak rasional, hanya berdasarkan kepercayaan yang tidak dimengerti dan tidak dapat diterima akal. Kepercayaan semacam ini tidak sebatas pada orang- orang yang tergolong rendah pendidikannya orang – orang yang berstatus pimpinan juga banyak yang percaya kepada dukun – dukun, serta para notabene disebut kaum intelektual,masih juga percaya kepada dukun.
Dukun juga Manusia
Kalau kita sampai percaya kepada dukun, berarti kita termasuk orang yang tidak mampu berpikir rasional, bahkan kita bias disebut orang yang tidak beriman. Dukun itu kan juga manusia biasa, dia tidak mengetahui perkara ghaib, atau sesuatu yang belum terjadi. Dan juga tidak mampu mengetahui nasib seseorang di masa yang akan datang. Apabila ada kata – kata dukun yang terbukti kebenarannya, maka itu hanyalah kebetulan saja. Bias juga si dukun dibisiki oleh jin yang telah mendengar pembicaraan malaikat, kemudian jin tersebut menambahkannya dengan 100 kebohongan.
Hadist dari Aisyah, ia berkata, “Hai Rasulullah, sesungguhnya dukun-dukun itu mengatakan sesuatu, kemudian kamu temukan perkataan itu benar.” Lalu Rasulullah menjawab, “Itu adalah kalimat yang benar yang dilafalkan jin (dari pembicaraan malaikat di langit) kemudian dibisikan kepada kekasihnya (dukun-dukun) dan ditambah seratus kebohongan.”
Percaya sama Allah saja
Orang – orang masih percaya kepada dukun, jelas-jelas dihatinya tersimpan kepercayaan syirik karena sifat mereka menyamakan sifat dukun - dukun itu dengan sifat Allah, yaitu mengetahui perkara yang ghaib. Hanya Allah yang mengetahui segala sesuatu yang tampak dan yang ghaib. Selain Allah, tidak ada yang mengetahui sesuatu yang ghaib, baik malaikat, jin, dan manusia, kecuali kalau Allah sudah mewahyukan kepada-Nya. Sedangkan yang diberi wahyu hanyalah para malaikat dan utusan-Nya. Sesuai dengan firman Allah,
Mau meramal nasib,pergi ke dukun. Kehilangan barang, juga pergi ke dukun. Sampai menderita sakit pun, pergi ke dukun. Sebegitu populernya eksistensi dukun di Indonesia, sehingga sedikit – sedikit pergi ke dukun. Padahal jawaban dan petunjuk yang diberikan dukun sangat tidak rasional, hanya berdasarkan kepercayaan yang tidak dimengerti dan tidak dapat diterima akal. Kepercayaan semacam ini tidak sebatas pada orang- orang yang tergolong rendah pendidikannya orang – orang yang berstatus pimpinan juga banyak yang percaya kepada dukun – dukun, serta para notabene disebut kaum intelektual,masih juga percaya kepada dukun.
Dukun juga Manusia
Kalau kita sampai percaya kepada dukun, berarti kita termasuk orang yang tidak mampu berpikir rasional, bahkan kita bias disebut orang yang tidak beriman. Dukun itu kan juga manusia biasa, dia tidak mengetahui perkara ghaib, atau sesuatu yang belum terjadi. Dan juga tidak mampu mengetahui nasib seseorang di masa yang akan datang. Apabila ada kata – kata dukun yang terbukti kebenarannya, maka itu hanyalah kebetulan saja. Bias juga si dukun dibisiki oleh jin yang telah mendengar pembicaraan malaikat, kemudian jin tersebut menambahkannya dengan 100 kebohongan.
Hadist dari Aisyah, ia berkata, “Hai Rasulullah, sesungguhnya dukun-dukun itu mengatakan sesuatu, kemudian kamu temukan perkataan itu benar.” Lalu Rasulullah menjawab, “Itu adalah kalimat yang benar yang dilafalkan jin (dari pembicaraan malaikat di langit) kemudian dibisikan kepada kekasihnya (dukun-dukun) dan ditambah seratus kebohongan.”
Percaya sama Allah saja
Orang – orang masih percaya kepada dukun, jelas-jelas dihatinya tersimpan kepercayaan syirik karena sifat mereka menyamakan sifat dukun - dukun itu dengan sifat Allah, yaitu mengetahui perkara yang ghaib. Hanya Allah yang mengetahui segala sesuatu yang tampak dan yang ghaib. Selain Allah, tidak ada yang mengetahui sesuatu yang ghaib, baik malaikat, jin, dan manusia, kecuali kalau Allah sudah mewahyukan kepada-Nya. Sedangkan yang diberi wahyu hanyalah para malaikat dan utusan-Nya. Sesuai dengan firman Allah,
“Dia mengetahui yang ghaib, maka tidaklah dilahirannya yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhoi-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga – penjaga (malaikat) di muka dan di belakang-Nya.” (QS. Al Jin : 26-27)
Berhentilah percaya kepada dukun dan percayalah hanya kepada Allah Swt. Yang mengetahui rahasia seluruh alam semesta, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Janganlah kita mendatangi dan mempercayai perkataan dukun, sebab konsekwensinya adalah tidak diterimanya amalan kita selama 40 hari.