Diriwayatkan dari Aisyah ra: Seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw, “apakah amal (ibadah) yang paling dicintai Allah?” Nabi Muhammad Saw bersabda, "amal (ibadah) yang dilakukan secara tetap meskipun sedikit”

Sabtu, 26 Desember 2009

Kesederhanaan Rasulullah

Posted by Citra Pradipta  |  at  14.00


Suatu ketika datang sejumlah sahabat kepada Rosulullah kemudian mereka duduk. Lalu datanglah Umar. Ketika Rosulullah beranjak dari tempat itu Umar melihat ada bekas anyaman tikar kasar pada sisi perut kanan Rasulullah. Kemudian Umar menangis, Rasulullah bertanya, "apa yang menyebabkan kamu menangis wahai Umar?". Umar menjawab, "Demi Allah saya tahu anda makhluk yang paling mulia, lebih mulia di mata Allah daripada Kiisra dan Kaisar. Mereka berdua bermain-main dengan dunia dan hidup dalam kemewahan, sedangkan Anda wahai Rasulullah, tidur di tempat seperti ini?". Rasulullah menjawab, "Bukankah engkau rela mereka memperoleh dunia, sedangkan kita memperoleh akhirat."


"Ya", jawab Umar.
"Itulah yang sebenarnya (sedang) terjadi," kata Rasulullah.

Itulah sekelumit kisah seorang pamungkas Nabi, dan sebaik-baiknya makhluk Allah yang ada di muka bumi. Standar hidupnya terlampaui sederhana, sebuah buku yang menceritakan kehidupan Rasul. Rumah itu tidak ada apa-apa, kecuali kesederhanaan dengan modal iman.

Anas bin Malik, pelayan Rasulullah pernah memperlihatkan kepadaku (Zaid bin Tsabit) tempat minum Rasulullah yang terbuat dari kayu keras yang dipatri dengan besi, dengan gelas kayu itulah Rasulullah minum air, perasan kurma, madu dan susu. (HR.Tarmidzi)

Sedangkan perabotan lain yang tampak adalah baju besi yang biasa dipakai saat beliau perang. Akan tetapi tak lama sebelum beliau meninggal, baju itu digadaikan kepada seorang Yahudi dengan 30 sha' gandum. Seperti yang diceritakan Aisyah, ketika beliau wafat, baju itu berada di tangan Yahudi dan belum ditebusnya.

Masalahnya bukan kekurangan. Akan tetapi sering kali harta melimpah datang, baik melalui ranpasan perang maupun lainnya, namun karena Allah telah membimbing beliau kepada kesempurnaan ahlak, yang bicara kemudian adalah kemurahan kedermawanannya.

Berkata Ibnu Harist, "Rasulullah shalat ashar bersama kami kemudian beliau bergegas masukke dalam rumah. Tak lama kemudian keluar dan kami pun bertanya lalu beliau menjawab, "di rumah aku meninggalkan emas dari hasil sedekah, maka aku enggan menyimpannya sampai aku membagi-bagikannya (HR.Muslim).

Walaupun beliau dermawan dan suka bersedekah, akan tetapi keadaan beliau sendiri sangat patut kita renungkan. Anas bin Malik berkata, "Tidak pernah Rasulullah duduk menghadapi meja makan yang penuh hidangan, sampai beliau wafat. Dan tidak pernah beliau makan roti enak dan lembut sampai wafat" (HR.Bukhari)

Kehidupan sehari-hari di rumah Rasulullah dipenuhi dengan kedamaian, ketentraman, dan keharmonisan, walaupun rumah itu jauh dari kemewahan dan keberadaan. Namun sayang, keteladanan pribadi agung ini ditinggalkan seiring derasnya arus globalisasi. Sehingga yang terjadi adalah pencarian kekayaan yang tak ada habisnya. Smoga kita terhindar dari itu semua, Amin.


(Sumber : Hidayah Edisi 14)

About Khazanah Ilmi

Membangun sebuah blog untuk menyebarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Terutama ilmu Islam, demi memperoleh amal Jariyah. Apabila bermanfaat silakan sebarkan link artikel ini atau dapat anda copy paste di blog / website anda dengan mencantumkan sumbernya (khazanah-ilmi.blogspot.com)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top